LAPORAN LENGKAP
NAMA : Andi Anugrah Indah
Pratiwi
KELAS/
KLP : 3c/ c.1.1
NIS
: 1 1 4 6 2
8
TNGGAL
MULAI : 19 / 08 / 2013
TANGGAL
SELESAI : 19 / 08 / 2013
JUDUL
PENETAPAN : Penentuan Kadar Eugenol
TUJUAN
PENETAPAN : 1) Memisahkan kadar Eugenol
yang terkandung dalam sampel 2) Menentukan Kadar Eugenol dalam sampel
DASAR
PERINSIP : Eugenol sebagai molekul
terpen dalam sampel tidak mengamali penyabunan seperti asam lemak / minyak (
saponifikasi ), akan terpisah dari campuran dan dapat ditentukan kada
eugenolnya.
REAKSI :
LANDASAN
TEORI :
MINYAK CENGKEH
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat
digunakan sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak
cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan lain
yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3, magnesium,
serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh
juga ada di dalamnya, terutama vitamin C dan vitamin K.
Minyak daun cengkeh merupakan
salah satu minyak atsiri yang cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara
penyulingan air dan uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening
sampai kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma
cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi
kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.
Dalam perdagangan
internasional, minyak cengkeh dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan sumbernya,
yaitu minyak daun cengkeh (clove leaf oil), minyak tangkai cengkeh (clove
stem oil), minyak bunga cengkeh (clove bud oil). Pohon cengkeh merupakan
tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun
berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya
berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen
jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini
tergolong ke dalam keluarga tanamanMyrtaceae pada
ordo Myrtales. Cengkeh digunakan sebagai bahan campuran
rokok kretek dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh
senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri
cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius). Selain
eugenol, minyak atsiri cengkeh juga mengandung senyawa asetil eugenol,
beta-caryophyllene, dan vanilin. Terdapat pula kandungan tanin, asam galotanat,
metil salisilat (suatu zat penghilang nyeri), asam krategolat, beragam senyawa
flavonoid (yaitu eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan eugenitin), berbagai
senyawa triterpenoid (yaitu asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol),
serta mengandung berbagai senyawa seskuiterpen.
Minyak cengkeh banyak diproduksi oleh pada pengrajin
penyuling daun cengkeh dan gagang cengkeh di daerah-daerah yang banyak tanaman
cengkehnya. Sebagian besar minyak cengkeh diekspor sebagai minyak cengkeh
kasar.
Komoditi minyak cengkeh sudah
saatnya untuk dinaikkan nilai tambahnya dengan pengolahan menjadi bahan lain,
dengan menggunakan distilasi fraksinasi. Minyak cengkeh dapat dimurnikan
menjadi eugenol yang kadarnya bisa mencapai 99,9%. Eugenol dapat diolah lebih
lanjut menjadi bahan lain seperti isoeugenol, kemudian menjadi vanilin atau
bahan kimia lainnya.
Pemurnian minyak cengkeh
dengan distilasi fraksinasi dilakukan didasarkan pada perbedaan titik didih
antara eugenol, isoeugenol dan caryofilen yang merupakan komponen utama minyak
cengkeh. Distilasi fraksinasi bertujuan untuk memisahkan campuran beberapa
bahan menjadi masing-masing bahan dengan menggunakan prinsip kesetimbangan
cair-uap. Minyak cengkeh diuapkan di dasar kolom dan dibuat setimbang dengan
cairan dari destilat yang dikembalikan (refluk) dari puncak kolom. Pada
kesetimbangan yang terjadi dalam kolom, komponen titik didih rendah cenderung
ke atas dan keluar sebagai destilat dan komponen titik didih tinggi cenderung
turun kebawah kembali ke bejana penguapan. Destilat yang diperoleh mengandung
komponen ringan caryofilen lebih banyak dan eugenol sedikit. Komposisi destilat
berubah sampai komponen ringan tersebut habis, dan yang keluar adalah eugenol.
Dengan demikian, hasil destilat fraksinasi terdiri dari komponen yang dapat
dikelompokkan berdasar titik didihnya. Produk dianalisis kandungan komponennya
menggunakan Gas Kromatografi atau secara kasar bisa ditentukan berdasar
kelarutannya dengan NaOH atau berdasar densitas destilatnya.
ISOLASI EUGENOL DALAM
MINYAK CENGKEH
Isolasi eugenol dapat dilakukan
melalui beberapa jenis proses pemurnian(isolasi). Di antaranya, yaitu proses
ekstraksi, distilasi fraksionasi (rektifikasi),kromatografi kolom, ekstraksi
superkritik, dan distilasi molekuler (Anny S, 2002).Selama ini, telah dilakukan
pengambilan eugenol hanya dengan prosesekstraksimenggunakan NaOH dan
menghasilkan kadar eugenol sebesar 82,6% (SriSuhenry, 2001). Selain itu juga
telah dilakukan pengambilan dengan caraekstraksi minyak daun cengkeh
menggunakan NaOH berlebih dan dilanjutkan proses pengasaman dengan larutan
HCl pekat, hanya mencapai kadar eugenolsekitar 86% ( Sediawan, 2003 ). Dari
proses ekstraksi ini, kelemahan terjadi pada proses recovery solven.
Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan isolasi eugenoldengan
distilasi fraksionasi tekananrendah tanpa menggunakan bahan lain seperti pelarut
serta mencegah dekomposisi komponen dalam minyak daun cengkeh.Teknologi ini
diharapkan dapat mengambil komponen eugenol sebagai produk utama dari
minyak daun cengkeh tanpa merusak performa minyak daun cengkehtersebut karena
berlangsung pada temperatur rendah.
Eugenol
Eugenol merupakan
salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang memberikan bau dan aroma
khas pada minyak cengkeh. (Considine dan Considine, 1982 dalam www.
Mipa.unej.ac.id) menyatakan bahwa eugenol murni merupakan cairan tidak
berwarna, berbau, keras, dan mempunyai rasa pedas. Eugenol mudah berubah
menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Dalam bidang industri
pemanfaatan eugenol masih terbatas pada industri parfum (Chairil, 1994, dalam http://www.mipa.unej.ac.id).
Eugenol merupakan
komponen kimia utama dalam minyak daun cengkeh, yaitu 79-90% volume (Ketaren,
1985, dalamhttp://www.mipa.unej.ac.id).
Menurut Guenther (1950) dalamwww.mipa.unej.ac.id), eugenol
merupakan komponen utama minyak cengkeh yaitu 80-90%. Hasil penelitian Deyena
dan Horiguchi (1971)dalam www.mipa.unej.ac.id,
menyebutkan bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol 80,7%.
Isolasi Eugenol
Eugenol merupakan
suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi
dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat diisolasi dengan
penambahan larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH atau Ca(OH)2 (Majalah Eksata, 1989 : 71).
Menurut Guenther, NaOH 3% dapat dipakai untuk mengisolasi komponen
eugenol dari minyak daun cengkeh.
Eugenol dan NaOH
akan membentuk natrium eugenolat yang larut dalam air. Bagian non eugenol
diekstrak dengan eter. Dengan penambahan asam anorganik akan menghasilkan garam
natrium eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan dan
penyulingan(Guenther, 1950). Reaksi sebagai berikut :
ALAT / BAHAN :
Alat :
1. Pipet
volum 10 mL
2. Labu
cassia 100 mL
3. Gelas
ukur
4. Waterbath
5. Timer
Bahan :
1. Minyak
cengkeh
2. NaOH
CARA KERJA :
-
Minyak cengkeh 10 mL
1. Dimasukkan
ke dalam labu ukur cassia 100 mL
2. Ditambahkan
35 mL larutan NaOH 1N
3. Dikocok
5 menit
4. Dipanaskan
di atas penangas air (10 menit) hingga terpisah / penyabunan berlangsung
sempurna.
5. Ditambahkan
kembali NaOH 1N hingga Eugenol (terpen) yang terbebaskan berada dalan skala
labu cassia.
-
Volume Eugenol
1. Analisi
Data
-
Kadar Eugenol
PENGAMATAN :
1. Volume
Terpen : 3.5 mL
2. Volume
Sampel : 10 mL
PERHITUNGAN :
KESIMPULAN :
Dari hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa kadar Eugenol dalam sampel adalah 35%
DAFTAR
PUSTAKA :
MAKASSAR, 19 / 08 / 2013
GURU PEMBIMBING PRAKTIKAN
( ABDUL MUIZ PATTA ) (
ANDI ANUGRAH INDAH P. )
0 komentar:
Posting Komentar